Kamis, 29 Oktober 2015

Pendataan dan Validisasi Realisasi Kartu Jakarta Pintar di SMAN 105 Jakarta



BAB I 
Pendataan dan Validasi Realisasi Kartu Jakarta Pintar di SMA NEGERI 105 Jakarta dalam Penerapan Mata Kuliah Character Development Building bersama Teach For Indonesia





Kelas             : LG21
Nama Dosen : Ade Fadli Fachrul
Kode Dosen  : D1987
Hari/Tanggal : Selasa,13 Oktober 2015
Pukul             : 07.30 - 10.00
Alamat           : Jalan Usman, Ciracas, Jakarta Timur

Tim yang hadir :
Ketua      : Yuji Rachmat Setiawan - 1701334093
Anggota  : Achmad Barry Abdul Aziz - 1701324514
                  Amelia Nursadhrina Ghassani - 1701332402
                  Florencius Adrian Hartadji - 1701307400
                  Imam Ageng Sirajudin Bariq - 1701334635
                  Oktaviani Arnasta Mamuaya - 1701326425


(dari kiri ke kanan: Achmad Barry, Amelia Nursadhrina, Yuji Rachmat, Florencius Adrian, Oktaviani Arnasta, Imam Ageng)



(dari kiri ke kanan: Achmad Barry, Amelia Nursadhrina, Florencius Adrian, Bapak Sholeh, Bapak Miyoto, Imam Ageng, Oktaviani Arnasta, Yuji Rachmat)


BAB II
ISI

A. Persiapan Kegiatan

Pada hari Selasa, 12 Oktober 2015 merupakan hari pertama kami untuk melakukan kegiatan pendataan KJP di SMAN 105 Jakarta Timur. Sehari sebelumnya, kami sudah mempersiapkan dan mengingatkan satu sama lain tentang apa saja yang harus dibawa besok supaya tidak ada yang tertinggal. Keesokan harinya, pada pukul 05.45, kami semua berkumpul di Binus University Alam Sutera. Kami memilih untuk berkumpul pagi-pagi sekali karena untuk menghindari terajdinya macet di daerah Jakarta. Setelah tim kami sudah berkumpul semua, kami langsung berangkat ke tempat tujuan pada pukul 06.15.

Kami tiba di SMAN 105 Jakarta pada pukul 07.30. Sesampainya disana kami disambut oleh pak satpam yang ramah dan diarahkan ke ruang piket. Kami ingin bertemu dengan Kepala Sekolah. Tetapi karena Kepala Sekolah sedang tidak ada di tempat, maka kami diarahkan untuk bertemu Wakil Kepala Sekolah. Sembari menunggu Wakil Kepala Sekolah, kami dipetemukan terlebih dahulu oleh Wakil Kesiswaan, Bapak Ridwan. Kami langsung menjelaskan kepada Beliau tentang maksud dan tujuan kami yaitu meminta izin untuk melakukan wawancara kepada 30 siswa penerima KJP dan melakukan wawancara kepada sekolah tentang KJP.  kami juga memberikan surat pengantar dari Dinas PEMPROV supaya pihak sekolah percaya dengan kegiatan ini.


(saat meminta izin kepada Bapak Ridwan)


Setelah Bapak Ridwan membaca surat tersebut, Beliau setuju dengan syarat kami harus menulis nama lengkap, nim, dan jurusan sebagai bukti untuk pihak sekolah. Tak lama kemudian, Wakil Kepala Sekolah, Bapak M. Sholeh menghampiri kami. Kami menjelaskan kepada Beliau dan Beliau pun juga setuju. Lalu Bapak Sholeh dan Bapak Ridwan langsung memanggil 30 siswa untuk melakukan wawancara yang dibantu oleh Operator KJP, Bapak Miyoto. Setelah kami menunggu, kami pun langsung bergegas menuju ruangan besar (semacam ruangan khusus untuk seminar, dll) untuk melakukan wawancara dengan siswa. Setelah kami selesai melakukan wawancara  dengan siswa, salah satu tim kami, Amelia Nursadhrina melakukan wawancara kepada Bapak Miyoto selaku Operator KJP.










B. Metode Yang Digunakan

Kami melakukan pengisian KJP data siswa dengan melakukan wawancara agar kami bisa bertanya secara langsung dengan fakta dan bukti yang jelas. Jika KJP data siswa diisi sendiri, kemungkinan terjadinya asal-asalan dalam memilih pertanyaan yang tercantum di data tersebut. Begitu juga dengan wawancara terhadap pihak sekolah.

C. Pengukuran Kinerja Yang Digunakan

Adapun pengukuran kinerja yang digunakan selama kegiatan berlangsung yaitu menggunakan form evaluasi dimana kegiatan ini dievaluasi oleh pihak sekolah maupun dari tim kami. Berikut form evalusi nya :







BAB III
PENUTUP

Dari hasil kegiatan pendataan dan validasi KJP ini, kami jadi lebih tahu tentang penggunaan KJP. Kami mendukung dengan adanya program KJP karena sangat membantu bagi siswa yang kurang mampu. Hal ini dapat mengurangi siswa yang putus sekolah yang disebabkan oleh fakor perekonomian. Dengan adanya KJP, diharapkan pendidikan Indonesia bisa semakin lebih maju.

Namun, program KJP sebaiknya juga harus ditinjau dan lebih ditingkatkan lagi, seperti lebih ditingkatkan sosialisainya, memberlakukan KJP bukan hanya di daerah Jakarta saja, tetapi diseluruh Indonesia bahkan daerah pelosok. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara, banyak siswa yang masih keberatan dan kebingungan dengan penggunaan KJP secara non-tunai. Para siswa menginginkan agar KJP dapa digunakan secara tunai agar penggunaanya lebih mudah.

Jumlah siswa penerima KJP dan jumlah siswa yang sudah menerima kartu fisik KJP di SMAN 105 Jakarta  yaitu 75 siswa. Kami mewawancarai siswa KJP berjumlah 30 orang sesuai dengan ketentuan TFI.